Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua

Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua
Anak-anak adalah karunia dari Tuhan yang wajib dijaga dengan sepenuh hati. Untuk mempunyai anak memang harus direncanakan matang-matang. Bilamana sudah memilikinya maka kita harus berkomitmen terhadap diri sendiri maupun pasangan dalam usaha mendidiknya.

Seringkali anak menguji kesabaran orang tua karena sulit untuk dinasehati. Misalnya anak terus meminta dibelikan mainan, anak tidak mau belajar dan masih banyak lagi. Orang tua bisa frustasi dan malah melampiaskan emosinya kepada anak. Tindakan seperti membentak, memukul dan bentuk emosi sejenisnya bukanlah cara yang baik dalam mendidik anak.

Anak-anak cenderung akan semakin bandel dengan kenakalannya, bila kita mempertahankan cara menasehati yang seperti itu.

Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua

Sebagai solusi, berikut penjelasannya.

Bicara dengan posisi sejajar dengan mata anak
Menasehati anak-anak harus dilakukan dengan penuh kasih sayang. Cobalah untuk menyamakan posisi kita dengan mata anak. Kita bisa berjongkok lalu berikan anak nasehat. Hal ini dilakukan agar anak lebih menaruh perhatian kepada kita. Selain itu, anak juga tidak terintimidasi dengan nasehat kita. Hal ini disebabkan karena posisi tubuh kita sejajar dengan mata anak.

Kadang anak sulit diberi pengertian karena merasa orang tuanya terlalu superior dan tidak mau mendengar sudut pandangnya. Berikan intonasi suara yang lembut untuk meyakinkan anak bahwa kita tidak akan memarahinya.

Panggil Namanya
Saat menasehati anak, cobalah untuk memanggil nama anak terlebih dahulu. Misalnya: “ Faris, mama ingin bicara dengan kamu ya! “ . Menyebutkan nama anak terlebih dahulu akan membuatnya merasa terpanggil dan lebih mau mendengar nasehat orang tua.

To the point
Semakin kita mengomeli anak, semakin ia membangkang perintah kita. Pada dasarnya anak-anak memang tidak mau terlihat salah, anak selalu ingin dilihat sebagai orang yang sudah biasa. Ini adalah perkembangan psikologis yang wajar.

Untuk itu orang tua harus jeli, ketika ingin menasehati anak, pakailah pembicaraan yang to the point langsung pada pokok masalah agar anak tau apa kesalahannya dan apa yang kita mau dari mereka. Hindari perkataan yang bersifat intimidasi seperti membanding-bandingkan dengan orang lain atau melabeli anak dengan sebutan anak nakal.

Pakailah Instruksi Spesifik
Berikutnya agar anak menerima nasehat kita adalah membiasakannya dengan instruksi yang lebih spesifik. Hindari kata-kata yang bersifat makna ganda seperti “ Nak, bersihkan kamarmu !!! “. Lebih baik menggunakan kata yang lebih jelas seperti “ Nak, Mainannya ditaruh lagi di tempatnya ya, lalu jangan lupa buang sampah di keranjang! “.  Instruksi yang lebih spesifik akan membuat anak cepat memahami apa yang diinginkan orang tua.

Lakukan Perulangan
Nasehat yang diberikan kepada anak harus sesuai tingkatan umurnya. Untuk anak usia balita, berilah nasehat yang bisa dilakukan berulang. Seperti menasehati anak untuk merapikan kamarnya sesudah tidur. Anak-anak perlu diingatkan setiap hari agar nasehat yang kita inginkan bisa menjadi kebiasaan yang dipraktekkan anak-anak. 

Buatlah Nasehat Yang Tak Bisa Ditolak
Ada trik lagi yang bisa dipraktekkan orang tua dalam menasehati anak. Seperti membuat nasehat yang tidak bisa ditolak anak. Cara ini perlu dilakukan untuk menghindari konflik dan membuat anak tidak punya pilihan selain melakukan apa yang diperintahkan orang tua. Contoh nasehat yang tak bisa ditolak misalnya:
  • Nak, Ayo belajar dulu, sehabis itu kamu boleh main.
  • Nak, uang kamu ditabung dulu, nanti baru boleh beli mainan.
Hindari nasehat seperti ini.
  • Nak, pokoknya kamu harus belajar, jangan main hp terus !!!
  • Nak, jangan main di situ, kamu kok suka kotor-kotor !!!
Nasehat seperti di atas kebanyakan akan ditentang anak karena menggunakan redaksi kata yang salah.

Buat Nasehat dengan instruksi Positif
Kenapa menasehati anak harus dengan kata yang positif ? Pada dasarnya anak tidak mau disalahkan atas apa yang ia ingin lakukan. Anak ingin dilihat sebagai orang dewasa. 

Namun sering ditemukan orang tua yang masih menggunakan kata jangan, tidak dan bentuk larangan lainnya untuk menasehati anak. Buatlah nasehat dengan instruksi positif seperti:
  • Makannya Dihabiskan ya, biar kamu bisa belajar dengan baik.
  • Kalau kamu Belajar, papa mama bangga lho!
Sangat dilarang menggunakan kata-kata seperti ini:
  • Jangan main di tempat kotor, nanti sakit !!!
  • Jangan Main Hp terus, Nanti kamu bisa bodoh !!!
Dan kata-kata sejenisnya.

Penutup

Dari pemaparan di atas dapat dirangkum, 7 cara menangani dan nenasehati anak agar nurut orangtua sebagai berikut.
  • Bicara dengan posisi sejajar dengan mata anak.
  • Panggil namanya.
  • To the Point.
  • Pakailah instruksi speisifik.
  • Lakukan perulangan.
  • Buat nasehat yang tidak bisa ditolak.
  • Buat nasehat dengan instruksi positif.
Demikian artikel berjudul Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua. Semoga bermanfaat.

Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Isyta AK
Dipublikasikan oleh : Isyta AK

Anda mungkin menyukai ini :

Belum ada komentar untuk "Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua"