Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua
Anak-anak adalah karunia dari Tuhan yang wajib dijaga dengan sepenuh hati.
Untuk mempunyai anak memang harus direncanakan matang-matang. Bilamana sudah
memilikinya maka kita harus berkomitmen terhadap diri sendiri maupun
pasangan dalam usaha mendidiknya.
Seringkali anak menguji kesabaran orang tua karena sulit untuk dinasehati.
Misalnya anak terus meminta dibelikan mainan, anak tidak mau belajar dan
masih banyak lagi. Orang tua bisa frustasi dan malah melampiaskan emosinya
kepada anak. Tindakan seperti membentak, memukul dan bentuk emosi sejenisnya
bukanlah cara yang baik dalam mendidik anak.
Anak-anak cenderung akan semakin bandel dengan kenakalannya, bila kita
mempertahankan cara menasehati yang seperti itu.
Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua
Sebagai solusi, berikut penjelasannya.
Bicara dengan posisi sejajar dengan mata anak
Menasehati anak-anak harus dilakukan dengan penuh kasih sayang. Cobalah
untuk menyamakan posisi kita dengan mata anak. Kita bisa berjongkok lalu
berikan anak nasehat. Hal ini dilakukan agar anak lebih menaruh perhatian
kepada kita. Selain itu, anak juga tidak terintimidasi dengan nasehat kita.
Hal ini disebabkan karena posisi tubuh kita sejajar dengan mata anak.
Kadang anak sulit diberi pengertian karena merasa orang tuanya terlalu
superior dan tidak mau mendengar sudut pandangnya. Berikan intonasi suara
yang lembut untuk meyakinkan anak bahwa kita tidak akan memarahinya.
Panggil Namanya
Saat menasehati anak, cobalah untuk memanggil nama anak terlebih dahulu.
Misalnya: “ Faris, mama ingin bicara dengan kamu ya! “ . Menyebutkan
nama anak terlebih dahulu akan membuatnya merasa terpanggil dan lebih mau
mendengar nasehat orang tua.
To the point
Semakin kita mengomeli anak, semakin ia membangkang perintah kita. Pada
dasarnya anak-anak memang tidak mau terlihat salah, anak selalu ingin
dilihat sebagai orang yang sudah biasa. Ini adalah perkembangan psikologis
yang wajar.
Untuk itu orang tua harus jeli, ketika ingin menasehati anak, pakailah
pembicaraan yang to the point langsung pada pokok masalah agar anak
tau apa kesalahannya dan apa yang kita mau dari mereka. Hindari perkataan
yang bersifat intimidasi seperti membanding-bandingkan dengan orang lain
atau melabeli anak dengan sebutan anak nakal.
Pakailah Instruksi Spesifik
Berikutnya agar anak menerima nasehat kita adalah membiasakannya dengan
instruksi yang lebih spesifik. Hindari kata-kata yang bersifat makna ganda
seperti “ Nak, bersihkan kamarmu !!! “. Lebih baik menggunakan kata
yang lebih jelas seperti “
Nak, Mainannya ditaruh lagi di tempatnya ya, lalu jangan lupa buang
sampah di keranjang!
“. Instruksi yang lebih spesifik akan membuat anak cepat memahami apa
yang diinginkan orang tua.
Lakukan Perulangan
Nasehat yang diberikan kepada anak harus sesuai tingkatan umurnya. Untuk
anak usia balita, berilah nasehat yang bisa dilakukan berulang. Seperti
menasehati anak untuk merapikan kamarnya sesudah tidur. Anak-anak perlu
diingatkan setiap hari agar nasehat yang kita inginkan bisa menjadi
kebiasaan yang dipraktekkan anak-anak.
Buatlah Nasehat Yang Tak Bisa Ditolak
Ada trik lagi yang bisa dipraktekkan orang tua dalam menasehati anak.
Seperti membuat nasehat yang tidak bisa ditolak anak. Cara ini perlu
dilakukan untuk menghindari konflik dan membuat anak tidak punya pilihan
selain melakukan apa yang diperintahkan orang tua. Contoh nasehat yang tak
bisa ditolak misalnya:
- Nak, Ayo belajar dulu, sehabis itu kamu boleh main.
- Nak, uang kamu ditabung dulu, nanti baru boleh beli mainan.
Hindari nasehat seperti ini.
- Nak, pokoknya kamu harus belajar, jangan main hp terus !!!
- Nak, jangan main di situ, kamu kok suka kotor-kotor !!!
Nasehat seperti di atas kebanyakan akan ditentang anak karena menggunakan
redaksi kata yang salah.
Buat Nasehat dengan instruksi Positif
Kenapa menasehati anak harus dengan kata yang positif ? Pada dasarnya anak
tidak mau disalahkan atas apa yang ia ingin lakukan. Anak ingin dilihat
sebagai orang dewasa.
Namun sering ditemukan orang tua yang masih menggunakan kata jangan,
tidak dan bentuk larangan lainnya untuk menasehati anak. Buatlah
nasehat dengan instruksi positif seperti:
- Makannya Dihabiskan ya, biar kamu bisa belajar dengan baik.
- Kalau kamu Belajar, papa mama bangga lho!
Sangat dilarang menggunakan kata-kata seperti ini:
- Jangan main di tempat kotor, nanti sakit !!!
- Jangan Main Hp terus, Nanti kamu bisa bodoh !!!
Dan kata-kata sejenisnya.
Penutup
Dari pemaparan di atas dapat dirangkum, 7 cara menangani dan nenasehati
anak agar nurut orangtua sebagai berikut.
- Bicara dengan posisi sejajar dengan mata anak.
- Panggil namanya.
- To the Point.
- Pakailah instruksi speisifik.
- Lakukan perulangan.
- Buat nasehat yang tidak bisa ditolak.
- Buat nasehat dengan instruksi positif.
Demikian artikel berjudul
Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua. Semoga
bermanfaat.
Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Isyta AK
Dipublikasikan oleh : Isyta AK
Belum ada komentar untuk "Cara Menangani dan Menasehati Anak Agar Nurut Orangtua"